Jenis Angklung
Klik Gambar untuk Penjelasan
Angklung Badeng
Badeng merupakan jenis kesenian yang menekankan segi musikal dengan angklung sebagai alat musiknya yang utama. Badeng terdapat di Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, Garut. Dulu berfungsi sebagai hiburan untuk kepentingan dakwah Islam. Tetapi diduga badeng telah digunakan masyarakat sejak lama dari masa sebelum Islam untuk acara-acara yang berhubungan dengan ritual penanaman padi.
Angklung Gubrag
Angklung gubrag terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung ini telah berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung). Dalam mitosnya angklung gubrag mulai ada ketika suatu masa kampung Cipining mengalami musim paceklik.
Angklung Padaeng
Merupakan jenis angklung yang dikenalkan oleh Daeng Soetigna pada sekitar tahun 1938. Angklung ini menggunakan laras nada diatonik yang umumnya dipakai untuk memainkan lagu-lagu internasional. Jadi, angklung ini pastinya bisa disertakan dalam ansambel bersama alat musik internasional lain pula.
Angklung Toel
Angklung toel diciptakan oleh Kang Yayan Udjo sekitar tahun 2008. Pada alat ini, ada rangka setinggi pinggang dengan beberapa angklung dijejer dengan posisi terbalik dan diberi karet. Perbedaan Angklung Toel dan angklung yang selama ini dikenal masyarakat terletak pada penempatannya. Angklung Toel merupakan kumpulan angklung yang disusun dua baris dan digantung secara terbalik. Pembuatan Angklung Toel ini pun hampir sama dengan angklung biasanya, perbedaannya hanya pada tahap akhirnya saja yaitu angklung disusun terbalik. Untuk memainkannya, seorang pemain cukup menoel angklung tersebut seperti memainkan piano dan angklung akan bergetar beberapa saat karena adanya karet.
Angklung Sarinande
Angklung sarinande adalah istilah untuk angklung padaeng yang hanya memakai nada bulat saja (tanpa nada kromatis) dengan nada dasar C. Unit kecil angklung sarinande berisi 8 angklung (nada Do Rendah sampai Do Tinggi), sementara sarinade plus berisi 13 angklung (nada Sol Rendah hingga Mi Tinggi).
Angklung Buncis
Angklung ini merupakan angklung yang terdapat di Kampung Adat Cireundeu. Buncis merupakan seni pertunjukan yang bersifat hiburan, yang terdapat pula di Baros (Arjasari, Bandung). Pada mulanya buncis digunakan pada acara-acara pertanian yang berhubungan dengan padi. Tetapi pada masa sekarang buncis digunakan sebagai seni hiburan. Dengan demikian kesenian buncis yang tadinya digunakan untuk acara-acara ngunjal (membawa padi) tidak diperlukan lagi. Nama kesenian buncis berkaitan dengan sebuah teks lagu yang terkenal di kalangan rakyat, yaitu cis kacang buncis nyengcle..., dst. Teks tersebut terdapat dalam kesenian buncis, sehingga kesenian ini dinamakan buncis.